Membentuk Generasi Berakhlak Global: Perpaduan Pendidikan Islam dan Internasional untuk Anak Usia Primary

“Didiklah anak-anakmu sesuai zamannya.” – Ali bin Abi Thalib

Pernyataan ini menegaskan pentingnya pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan zaman. Anak-anak yang lahir dan tumbuh di era digital memiliki tantangan dan kebutuhan yang jauh berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Oleh karena itu, pendekatan pendidikan harus terus berkembang, menggabungkan nilai-nilai dasar moral dengan keterampilan modern agar mereka dapat menjadi individu yang unggul di masa depan.

Dalam perspektif Islam, pendidikan anak tidak hanya bertujuan mencerdaskan akal tetapi juga membangun karakter yang kokoh sesuai nilai-nilai keimanan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al Mujadalah ayat 1. “Barangsiapa menuntut ilmu maka akan ditinggikan derajatnya dibanding orang yang tidak menuntut ilmu, tidak dilihat dari nasab maupun hartanya”. Islam juga mendorong umatnya untuk selalu mempersiapkan generasi yang tangguh, kreatif, dan berdaya saing di tengah perubahan zaman.

Pendidikan Berbasis Nilai Islam

Mendidik anak dalam Islam berfokus pada membentuk akhlak mulia, melatih kedisiplinan, menanamkan ketakwaan, dan membangun rasa tanggung jawab. Rasulullah SAW menekankan pentingnya pendidikan berbasis nilai dengan sabdanya, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari). Pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai Islam berperan membangun karakter anak sesuai dengan fitrahnya, memastikan mereka memiliki landasan moral yang kuat.

Bagaimana pentingnya orang tua maupun pendidik di sekolah untuk mengajarkan nilai-nilai sesuai fitrah anak, menjadi hal yang sangat penting. Di usia berapa anak harus memahami seputar keimanan dan ketaqwaan pada Allah, bagaimana cara menyampaikannya, perlu diperhatikan dengan teliti agar anak mudah menangkap maksud mengenai apa yang diajarkan dan mengamalkannya. 

Selain itu, di era globalisasi dan kemajuan teknologi saat ini, pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan keterampilan abad ke-21. Anak-anak perlu dibekali kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan literasi digital untuk menghadapi dunia yang terus berubah. Persaingan yang semakin ketat, juga harus mampu mendorong setiap anak untuk memiliki daya tarik dan keunikan dibandingkan anak lain, agar lebih unggul dan mumpuni di bidang apapun yang digelutinya nanti di masa depan. 

Pentingnya Pendekatan International School

International school menawarkan kurikulum yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan global. Pendekatan ini memberikan eksposur yang luas terhadap budaya, ilmu pengetahuan, dan keterampilan global. Misalnya, siswa dilatih untuk berpikir kritis melalui metode pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning), berkolaborasi dengan teman-teman dari berbagai latar belakang, serta menguasai bahasa Inggris sebagai alat komunikasi internasional.

Melalui pembelajaran yang diajarkan di international school, anak akan cenderung memiliki lingkungan belajar yang inklusif, efektif, serta meningkatkan kepercayaan diri siswa untuk meningkatkan pembelajaran yang responsif dengan banyak melibatkan siswa untuk ikut aktif belajar tidak hanya mendengarkan saja (Nuriyah, Khalisatun, dkk. 2024)

Namun, tanpa panduan nilai-nilai moral dan agama, pendekatan global semata dapat berpotensi menyebabkan anak kehilangan arah. Di sinilah pentingnya integrasi antara Islamic dan international school. Perpaduan ini menciptakan harmoni antara kecerdasan spiritual dan intelektual, membentuk generasi yang tak hanya pintar tetapi juga memiliki kepribadian yang berakhlak mulia.

Aplikasi di Mutiara Harapan Islamic School Semarang

Mutiara Harapan Islamic School Semarang (MHIS Semarang) menjadi salah satu contoh bagaimana perpaduan pendidikan Islam dan internasional diaplikasikan secara nyata. Kurikulum internasional Pearson Edexcel yang digunakan di MHIS dikombinasikan dengan program Islamic dengan Fitrah Based Education (FBE), yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama tetapi juga menanamkan akhlak mulia dalam setiap aspek kehidupan siswa sesuai dengan fitrah usianya. 

Melalui pendekatan ini, siswa primary di MHIS dikenalkan dengan keterampilan abad ke-21 seperti literasi digital dan pembelajaran berbasis proyek, sambil tetap memahami pentingnya nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah integrasi program Language Fair untuk meningkatkan kemampuan komunikasi global siswa dengan program Islamic Fair yang memperkuat identitas spiritual mereka.

Dengan demikian, perpaduan Islamic dan international school di MHIS memastikan bahwa anak-anak tidak hanya siap menghadapi tantangan global tetapi juga mampu menjaga keimanan dan akhlaknya. Sejalan dengan nasihat Ali bin Abi Thalib, MHIS mendidik generasi sesuai dengan zamannya, tanpa melupakan akar nilai-nilai Islami yang menjadi pedoman utama.

Open Day dan Pendaftaran Mutiara Harapan Islamic School Semarang

Mutiara Harapan Islamic School Semarang mengundang Ayah/Bunda pembaca untuk hadir dalam acara Open Day yang akan diselenggarakan pada Sabtu, 11 Januari 2025, mulai pukul 09.00 WIB di sekolah kami yang beralamat di Kawasan Pendidikan BSB, FS 9. 

Dalam acara ini, Ayah/Bunda dapat mengenal lebih dekat program unggulan MHIS Semarang, melihat langsung iklim sekolah kami serta berdiskusi secara lebih personal dengan tim pengajar kami. Konfirmasikan kedatangan Ayah/Bunda di acara Open Day kami melalui link mhis.link/OpenDaySemarang. Dapatkan promo menarik dan free tablet untuk pendaftaran langsung ananda di hari Open Day!

Ikuti terus info terupdate dari Mutiara Harapan Islamic School Semarang dengan memfollow Instagram kami di @mhis_semarang.

Pendidikan setinggi apapun tidak akan lengkap tanpa adanya pendidikan agama sebagai landasan utama. Kami tunggu Ayah/Bunda bergabung menjadi keluarga MHIS Semarang. Sampai jumpa di tahun ajaran 2025/2026 Ayah/Bunda!

Mutiara Harapan Islamic School Semarang
Home of The Champions

 

Sumber